Dari Azzam Gue Belajar Makna Baru

Hai hai, perasaan baru kemarin gue nulis blog ya. Hehe sekarang udah mau nulis lagi. Biasanya sampe berbulan-bulan kaga pernah nyentuh syen😂

Kali ini gatel aja sih mau menuangkan opini dan cerita gue sehabis baca cerita fiksi atau Alternate Universe (AU) berjudul Azzamine di twitter.

Mulai Dari Background Dulu Ya
Semenjak kuliah dan semakin dewasa, gue banyak menyerap pandangan-pandangan yang gue dapetin dari berbagai cerita masalah kehidupan orang. Salah satunya kehidupan menjadi seorang Perempuan yang memang dekat dengan gender yang gue miliki.

Dari banyaknya diskusi yang gue ikutin mengenai pembahasan tentang feminisme, gue menemukan satu masalah yang menurut gue mengganjal. Dimana kekerasan terhadap Perempuan sering terjadi karena adanya relasi kuasa agama.

Laki-laki dengan ilmu Islam tinggi bisa loh semena mena sama Perempuan. Padahal gue mengenal Islam dari dulu sebagai keyakinan yang ramah. 

Dari adanya oknum-oknum, dan banyak cerita-cerita korban perempuan yang mendapatkan kekerasan fisik, batin, dan seksual karena adanya kuasa laki-laki yang selalu mengaitkan ajaran Islam dalam memperlakukan Perempuan menambah daftar Streotip tidak baik gue dengan laki-laki seperti itu.

Ditambah ada pandangan dari kiyai dan ustadz mengganggap wanita sebagai pemuas hawa nafsu, alat reproduksi saja. Kasarnya kalau udah bosan, atau mau nambah bisa nambah bahkan sekarang Maraknya isu poligami. 

Dari adanya pandangan seperti itu, memiliki potensi memperlakukan perempuan dengan kasar dan semena-mena, karena adanya ajaran Perempuan terlebih istri yang tunduk dengan suami.

Hal itu yang membuat gue sangat marah, bahkan seringkali mengutuk adanya perbuatan semacam itu. Walaupun gue sendiri belum punya Ilmu Islam tinggi, tetapi secara gue Perempuan, manusia yang bisa berpikir realistis juga.

Adanya relasi kuasa agama dan laki-laki terlebih pada kasus di ranah rumah tangga membuat gue terkadang berpikir bagaimana nanti gue menikah ketika gue sudah mendapatkan adanya stereotip buruk tentang hal tersebut. 

Mungkin pembahasan hal itu bisa terlalu jauh dari kondisi gue yang sekarang belum lulus kuliah, masih mau punya planning kerja, bahkan planning menikah aja belum terpikir sama sekali. Tetapi hal itu menjadi berhubungan dengan gue, ketika di SMA gue menemukan karakter laki-laki yang hampir mirip.

Eh bukan karena laki-laki itu udah menikah ya, ini tentang kisah cinta pertama gue di SMA aja sih. Sederhana, tapi gue dapat menemukan pembelajaran dari situ. Jadi gini, gue pernah denger ucapan dari ketikannya sendiri yang bilang kalau dia tidak ingin berpacaran. Sedangkan posisi gue disitu pingin sekali pacaran dengannya. Namun karena niat dia gitu, gue hargai juga sebagai prinsipnya.

Oke, gue mulai mencoba perlahan untuk ikhlas bahkan hanya bisa mendoakan. Di tengah-tengah perasaan gue yang mulai ingin memilikinya saat itu, tapi harus gue tahan karena tau hal itu.

Namun, gak beberapa bulan kemudian gue mendengar kabar bahwa dia berpacaran. Alhasil, sebagai Remaja yang lagi menyukainya begitu dalam pasti galau dong. Bukan main itu, sedihnya sampai harus menangis diatas gojek. Untungnya ujan, jadi air mata bisa dikira air ujan.

Oke, gue bukan mau bahas kisah cinta gue sebenernya. Mungkin emang belum takdir buat gue juga. Tetapi peristiwa itu menghadirkan sebuah makna ketika gue sangkutin tentang prinsip seorang laki-laki yang ternyata bisa berubah segitu cepat karena telah menemukan pilihannya.

Ya, kalau mau kasar sih bullshit ya. Dikira gue dia bisa jadi laki-laki yang bisa berpegah teguh. Walaupun sampai sekarang gue gak paham juga kenapa dia bisa mau pacaran, karena gue sendiri tahu dia orang baik. Bukan bejat, tetapi karena udah terlanjur sakit hati waktu itu sampai-sampai gue selalu katain dia bullshit. Haha. 

Hubungannya adalah ternyata prinsip laki-laki yang udah sebaik itu 'tidak mau pacaran' menurut gue kala itu, bisa berubah secepat itu karena adanya nafsu seperti rasa cinta, rasa ingin memiliki Perempuan. 

Makna Hubungan Menurut Gue
Mungkin gue orang yang sangat bodoh, dan nol Pengetahuan mengenai hubungan dengan laki-laki. Boro-boro hubungan nikah, atau pacaran. Hubungan sama teman laki-laki aja gue udah males haha. 

Eh tapi tenang aja gue bukan gak suka sama laki-laki tapi masih belum menemukan aja makna hadirnya laki-laki untuk hidup gue itu apa. Karena memang udah terlanjur keseringan sendiri. Sama belum ada waktu tepat untuk bisa gue menjalani hubungan dengan mereka. 

Oh iya balik lagi dengan pembahasan mengenai kekerasan terhadap Perempuan yang terjadi karena adanya relasi kuasa agama dan laki-laki berilmu Islam tinggi yang mau jadi poin gue.

Makna Hubungan dengan laki-laki menjadi toxic di mata gue karena seringnya terpapar informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan. Sampai-sampai pernah terbesit di benak gue, mengapa adanya agama yang mewajibkan menikah untuk menyempurnakan ibadah, tetapi bisa terjadi adanya perlakuan tidak baik dengan satu pihak. Bukannya menikah suatu hal yang harus dikerjakan secara bersama-sama?

Ditambah ke independenan gue yang selalu mengelak bahwa apa sih sebenernya makna laki-laki selain Keluarga  nantinya untuk hidup gue. Toh, gue juga sepertinya bisa hidup sendiri aja. Haha buktinya selama 22 tahun gue gak pernah ada laki-laki lain selain bapak, atau Keluarga gue.

Jadilah itu bukan jadi prioritas hidup gue saat ini. Walaupun di umur gue yang udah kepala '2' ini seringkali dibalut dengan sentuhan-sentuhan budaya sekitar yang mengharuskan anak Perempuan bisa cepat nikah. Apalagi posisi gue sebagai anak Pertama, bukan main tuntutannya. Hal itu yang seringkali selalu terputar di otak gue. Jadi gue harus nikah apa gak?

Karakter Azzam Meruntuhkan Streotip Laki-Laki Berilmu Islam Tinggi Yang Patriarki

Dari adanya beberapa pengalaman dan Pengetahuan mengenai kekerasan seksual tersebut, menjadikan gue sepertinya 'agak' feminis walaupun bukan strict banget.

Kemudian gue baca sebuah cerita fiksi AU di twitter berjudul Azzamanie. Gue Belajar dari karakter Azzam yang mempunyai Pengetahuan Islam tinggi ternyata bisa loh tidak semena-mena memperlakukan perempuan. Dia punya Ilmu Islam luas, bahkan sudah berefek ke akhlaknya bisa tidak patriarkal. Bahkan sangat menempatkan posisi terbaik dan istimewa untuk perempuan yang dia pilih. 

Baper sih gue wkwkw.

Melihat karakternya yang sangat rendah hati, lembut sama Perempuan siapa yang tidak tersentuh haha. Walaupun gue belum pernah tahu rasanya bagaimana, tapi at least gue punya gambaran baik ya tentang laki-laki dari si Azzam.

Gue tahu dia cuma karakter dalam novel fiksi. Tapi karena gue orangnya sangat positif, gue yakin ada satu diantara milyararan orang yang mungkin sangat mirip karakternya dengan Azzam. Jadi, gue cuma bisa berdoa bisa dipertemukan dengan karakter sepertinya kelak. 
 
Aamiinin dulu syen, karena gue gak punya planning juga buat jadi Perempuan independent tanpa suami😂

Pembelajaran lain gue bisa mendapatkan informasi mengenai bagaimana kehidupan berumah tangga atau menikah. Gue melihat makna menikah itu adalah sebagai sesuatu ibadah suci antara dua insan. Jadi, tolong lah orang yang berpoligami bisa gak di stop aja. Agak kesel bund soalnya, maaf. 

Oh iya sebenernya mau bahas tentang bagaimana kehidupan pernikahan yang gue dapetin dari AU itu lebih dalam. Tapi kayanya gue belum bisa sampai situ, karena gue aja masih nol ilmunya dan belum punya pengalaman apa-apa😂 jadi ya pelan-pelan aja ya deh.

Cuma satu harapan, bisa punya cerita pernikahan kelak yang memang dengan niat suci. Tidak untuk saling menyakiti, atau salah satu aja yang unggul tapi kalau kata Azzam untuk saling menyempurnakan. 

Terlepas dari adanya kekurangan sebagai manusia. Tapi ya toh harus punya pikiran di benak laki-laki atau Perempuan kalau udah satu ya itu saja. Gak usah minta lebih. Huft.

Jelasnya gue cuma mau berterima kasih sama Allah pastinya yang udah kasih pengalaman ini. Buat gue perlahan bisa tersentuh untuk tidak nethink dengan laki-laki yang sampai keterlaluan😂

Gue kasih cuplikan AU yang bikin ya Allah mau kaya Azzam😂🙏

*Si perhatian & penyabar

*Si tidak pernah memaksa
*Si setia dengan prinsipnya

*Si bikin jantungan tiba-tiba
Masih banyak lagi sebenernya, nanti gue harus beli novelnya kayanya deh hahaha.

Postingan Populer