Setidaknya Bisa Menolak Rasa Sedih
Blog edisi Jelajah Diri hari ini, gue mau sedikit berbagi cerita dari hal mengagumkan yang sedang gue rasain. Namun sebelumnya gue mau berterima kasih terlebih dahulu dengan diri gue yang hebat ini, sudah berani untuk merasakan beragam jenis emosi yang silih berganti dalam diri lo yang masiiiiih jauh dari kata sempurna.
Oke, jadi cerita berawal dari gue yang sudah berumur ini. Asik. Kenapa gue bilang berumur, karena gue sudah menginjak usia 21 tahun. Dunia perkuliahan gue sudah memasuki fase baru, yakni semester depan gue sudah berada di pengunjung semester akhir. Pastinya gue akan disibukan dengan berbagai macam tugas akhir yang harus dan mesti gue tuntaskan. Karena gue tidak mau membebankan kedua orangtua gue membayar perkuliahan yang shitt mahalnya itu. Walaupun orangtua gue yang bayar, tapi mereka tidak pernah mengeluh.
Nah, karena gue sudah memasuki usia kepala 2. Rasanya gue harus mengembangkan diri gue, mengeksplorasi dunia baru yakni mencoba peruntungan merasakan dunia kerja. Karena alasan gue kuliah adalah untuk itu. Sebenarnya gue pernah sekali dapat kesempatan untuk magang di sebuah agensi itu terhitung sejak awal tahun 2021 selama 3 bulan. Setelah hampir satu bulan lamanya, aktivitas gue kembali ke rutinitas awal sebagai mahasiswi serta menghabiskan sebagian hari dan waktu gue hanya dirumah. Karena Covid-19 belum juga usai.
Okelah, memang satu bulan setelah magang tersebut gue memutuskan untuk istirahat. Tetapi ternyata bosan juga. Ditambah aktivitas yang tidak bikin gue produktif sama sekali. Dirumah aja, membuat gue burnout dengan segala kegiatan yang itu-itu aja. Akhirnya gue putuskan untuk mencoba mendaftar magang di beragam lowongan yang gue temui. Pastinya dengan posisi yang gue yakini bisa dan punya kemampuan disana.
Perjalanan mencari magang kembali dimulai dari bulan Juni, berbagai lamaran sudah gue kirim. Tetapi ternyata Allah belum memberikan tanda-tanda gue keterima. Its okay. Prinsip hidup gue adalah, semua yang Allah rencanakan gue selalu terima dan ikhlas, serta terus berusaha untuk lewatin. Salah satunya setiap hari gue selalu berusaha mendaftar kembali.
Hingga hari ini, salah satu lamaran gue masih saja ditolak. HAHAH. Belum rezeki berarti Syen. Gue mau sedikit bercerita karena ini unik dan menurut gue salah satu Allah menyanyangi gue adalah dengan memberikan rahmatnya lewat sesuatu hal kecil. Jadi, gue mendapat email lamaran magang gue yang tertolak. Dalam situasi itu gue sedikit menggambarkan suasanya, dimana gue baca email itu disaat sedang hujan lebat. Yap, itu satu alasan gue percaya bahwa Allah memberikan rahmatnya kepada gue. Karena gue suka suara hujan, menurut gue itu menenangkan.
Kedua rahmat yang Allah kasih ke gue adalah melalui perantara. Melalui perantara idol yang lagi gue sukai gue rasa Allah sedang memberikan kasihnya untuk gue bisa menolak rasa sedih yang gue sedang alami. Gue pernah membaca sebuah buku psikologis, bahwa gumpalan emosi sedih terkadang harus dikontrol itu namanya dikotomi kendali.
Mungkin gue masih belajar untuk memberikan kendali emosi gue, seperti rasa marah yang kadang masih harus terekspresikan. Dalam kejadian ini, gue mau berterima kasih sama diri gue karena sudah bisa menghalang rasa sedih yang tidak masuk ke dalam otak gue. Hal itu, terkadang menjadi sebuah hal kecil namun menjadi hadiah dari kasih Allah yang amat berharga.
Terkadang gue suka mikir, kok bisa yah emosi gue terkontrol hanya dengan sebuah informasi dari idol yang menyenangkan. Oke gue kasih tahu deh isi pesannya. Jadi Jaemin NCT mengirim bubble kalau postingan 3 foto instagramnya adalah spoiler untuk fans. Sebagai fans gue pasti senang dong, ada kejutan apalagi nih. Gue exicited, jadi mungkin itu kali ya yang buat menangkal rasa sedih gue. Nih informasinya gue kasih deh.
Sudah gitu aja sih. Hehe. Soalnya gak bisa buat kata indah.
Sekian.
Warmest regards,
From yourself, Syena.